Parameter kecerdasan
EMOSI, HATI, atau OTAK ?

    Kita telah diperkenalkan sebuah parameter baru tentang kecerdasan seseorang, yang dinamakan Emosional Quosen ( EQ ). Bila selama ini IQ diagung - agungkan sebagai kunci kesuksesan seseorang, maka asumsi itu hampir tidak berlaku lagi. Karna ternyata faktor otak hanya mempengaruhi 20 % keberhasilan seseorang. Dalam sebuah perusahaan, IQ memastikan bayaran anda. sedang EQ menentukan promosi anda.

    Betapa banyak orang yang pintar justru frustasi, lari keminum - minuman keras dan bersikapp kegila - gilaan. Termasuk Albert Einstein yang selama ini dianggap sebagai simbol manusia berotak brillian toh tidak bisa hidup secara normal.
 
    Kenyataan lain menyebutkan, para pemimpin di berbagai penjuru dunia bukanlah semata - mata orang yang berotak cerdas. Bisa jadi mereka biasa - biasa saja di sekolah. Tetapi setelah dewasa mereka malah membawahi orang - orang pandai.

    Ada sejumlah penelitian yang menggunakan anak - anak kecil sebagai obyek. Anak - anak usia 4 tahun dikumpulkan, kemudian dijanjikan sesuatu yang menarik syaratnya mereka harus menunggu hingga sang tutor kembali. " Kalian bisa mengambilnya sekarang tetapi jika kalian sabar maka kalian akan mendapat dua kalinya ".

    Mereka yang tak sabar setelah sekolah menengah ternyata menjadi anak yang gampang frustasi, dan cenderung kalah bersaing. Sedangkan anak yang bersedia sabar menjadi sosok yang menonjol, populer, bisa mengikti perkembangan, dan mandiri.

( suara hidayatullah edisi ke 7/ nopember 1995 )